Kisah
ini menceritakan seorang hamba Allah yang sangat peka terhadap firman Tuhannya.
Pemahamannya terhadap Al-Quran dan rasa takutnya terhadap Sang Pencipta
menyebabkan hatinya sangat lululh terhadap Al-Quran. Dia bisa jatuh tersungkur,
menangis tersedu-sedu, pingsang, bahkan hingga mati, karena mendengar lantunan
Al-Quran. Bukan dibuat-buat, tapi betul-betul buah dari
ketakwaannya.
Barangkali merekalah orang yang dimaksud dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangkali merekalah orang yang dimaksud dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ أَقْوَامٌ أَفْئِدَتُهُمْ
مِثْلُ أَفْئِدَةِ الطَّيْرِ
“Akan
masuk surga sekelompok orang, hati mereka seperti hati burung.” (HR. Ahmad
8382 & Muslim 2840)
Mereka
orang yang hatinya sangat lunak, dipenuhi dengan ketakutan kepada Sang
Pencipta. Sebagaimana burung. Binatang yang sangat peka dan mudah kaget.
Diantara
hamba Allah yang bisa mencapai derajat semacam ini adalah Ali bin Fudhail bin
Iyadh rahimahullah. Beliau digelari qatilul qur’an (orang yang ‘dibunuh’
Al-Quran). Al-Munawi dalam Faidhul Qadir (6/460) mengatakan:
وسمي علي بن الفضيل قتيل القرآن
“Ali
bin Fudhail digelari qatilul quran”
Beliau
bukan ahlul bait. Bukan pula keturunan kerajaan. Beliau putra seorang ulama
yang dikenal sangat zuhud, Fudhail bin Iyadh rahimahullah.
Diceritakan
oleh Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (2/302), dari Muhammad bin Bisyr
Al-Makki, beliau bercerita:
Pada
suatu hari kami bernah berjalan bersama Ali bin Fudhail. Kemudian kami melewati
daerah Bani Al-Harits Al-Makhzumi, yang pada saat itu ada seorang guru
yang sedang mengajar anak-anak. Kemudian sang guru membaca firman Allah:
لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا
وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى
“Supaya
Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang
telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
dengan pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm: 31)
Tiba-tiba
Ali bin Fudhail langsung teriak dan jatuh pingsan. Datanglah ayahnya dan
mengatakan: “Sungguh, dia terbunuh karena Al-Quran.”
Kemudian
dia dibawa pulang. Salah seorang yang membawanya pulang bercerita bahwa
Fudhail, ayahnya mengabarkan, Ali tidak bisa shalat pada hari itu, shalat
dzuhur, asar, maghrib, dan isya. Pada tengah malam dia baru sadar.
Di
lain kasus, Ibnu Qudamah menceritakan kisah seorang pemuda dalam kitabnya At-Tawwabin.
Seorang pemuda dari Al-Azd. Beliau menghadiri majlis ilmu. Ketika beliau
mendengan ada orang yang membaca firman Allah:
وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ
الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا
شَفِيعٍ يُطَاعُ
Berilah
mereka peringatan dengan hari yang dekat (hari kiamat yaitu) ketika hati
(menyesak) sampai di kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang-orang yang
zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya. (QS. Ghafir: 18)
Tiba-tiba,
beliau jatuh tersungkur, pingsan. Akhirnya dia diangkat di tengah keramaian
banyak orang dalam kondisi pingsan.
Ya
rabbi, jadikanlah kami hamba-Mu yang lunak hatinya, dan mencintai mereka yang
lunak hatinya.
Artikel
www.KisahMuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar