Alhamdulillah
wa shalatu wa salamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa
sallam,
Berikut
ini diantara bentuk-bentuk loyalitas (Al-Wala’) terhadap orang-orang kafir yang
saya ringkas dari Kitab Al-Wala’ wal Baro karangan Syaikh Sholeh bin Fauzan bin
Abdillah Al-Fauzan –hafidzohullah-
Adapun
bentuk-bentuk loyalitas terhadap orang kafir yaitu :
1.
Menyerupai mereka dalam berpakaian, ucapan dan lainnya;
Karena
yang demikian itu menunjukkan cinta orang yang menyerupai terhadap yang
diserupai. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad dan
Abu Dawud, hadits ini sanadnya jayyid kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
Maka
diharamkan menyerupai orang-orang kafir dalam hal-hal yang menjadi cirri khas
mereka dalam bidang, adat-istiadat, ibadah, dan sifat-sifat serta tingkah laku
mereka, seperti : mencukur jenggot, memanjangkan kumis, berbahasa dengan bahasa
mereka, kecuali jika diperlukan, berpakaian, makan, minum, dan lainnya.
2.
Bermukim
(tinggal) di negara mereka dan tidak pindah (hijrah) dari negara tersebut
Bermukim
(tinggal) di negara mereka dan tidak pindah (hijrah) dari negara tersebut ke
negara kaum muslimin untuk menyelamatkan Ad-Dien, sebab hijrah dengan untuk
tujuan tersebut merupakan kewajiban bagi seorang muslim, dan berdiamnya seorang
muslim di negara kafir menunjukkan loyalitasnya terhadap orang kafir. Maka dari
itu Allah Ta’ala mengharamkan bermukimnya orang muslim di antara orang-orang
kafir apabila ia mampu untuk berhijrah.
“Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri,
(kepada mereka) malaikat bertanya : “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka
menjawab: “Adakah kami orang yang tertindas di negeri (Mekkah).” Para malaikat
berkata “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi
itu?” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk
tempat kembali, kecuali mereka yag tertindas, baik laki-laki atau wanita
ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan
(untuk hijrah), mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah
Maha Pemaaf Lagi Maha Pengampun.” (Terjemahan An-Nisa’ : 97-99).
Allah
Ta’ala tidak menerima alasan setiap muslim yang bermukim di negara orang kafir
kecuali mereka-mereka yang lemah, yang tidak mampu untuk berhijrah, juga
orang-orang yang bermukimnya ada kemaslahatan Ad-Dien, misalnya berdakwah
kepada Allah dan menyebarakan Islam di negara mereka.
3. Bepergian
ke negara mereka dengan tujuan wisata dan rekreasi.
Bepergian ke negara orang kafir diharamkan kecuali dalam keadaan
daurat, seperti : berobat, berdagang, dan belajar ilmu-ilmu tertentu yang
bermanfaat, yang tidak mungkin didapatkannya kecuali dengan pergi ke negeri
mereka. Hal itu dibolehkan sebatas keperluan, dan jika keperluannya telah
selesai, maka wajib kembali lagi ke negara kaum muslimin.
Diperbolehkannya seseorang untuk bepergian ke negara orang kafir
disyaratkan juga untuk senantiasa memperlihatkan identitas diennya, serta
bangga dengan ke-Islamannya. Ia harus menjauhi tempat maksiat dan berhati-hati
dari segala bentuk tipu daya musuh-musuhnya juga. Diperbolehkan bahkan wajib
bepergian ke negara mereka jika bertujuan untuk berdakwah kepada Allah dan
menyebarkan Islam.
4.
Membantu
dan Menolong Mereka untuk Mengalahkan Kaum Muslimin
Diantara yang dilarang selain itu adalah memuji-muji dan membela
mereka. Hal ini merupakan bagian dari rusaknya akidah ke-Islaman, juga penyebab
dari kemurtadan. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian.
5.
Meminta
Bantuan Kepada Mereka, Percaya, dan Memberikan Jabatan Yang Didalmnya Terdapat
Rahasia Kaum Muslimin
Termasuk dalam perkara ini adalah menjadikan mereka sebagai orang kepercayaan serta
teman bertukar pikiran.
Allah berfirman :
118.Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil
menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena)
mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai
apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa
yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
119. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka
tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila
mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka
menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap
kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”.
Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.
120. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih
hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu
bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan
kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka
kerjakan. (Terjemahan Ali Imron 118-20)
Dan masih ada lagi dalil selain itu dari hadits. Sehingga jelaslah
bagi kita haramnya memberikan pekerjaan-pekerjaan kaum muslim kepada orang
kafir, yang dengan sarana itu memugkinkan orang kafir untuk menyelidiki keadaan
dan rahasia-rahasia kaum muslimin serta mengadakan tipu daya yang membahayakan
mereka.
Diantara contoh yang gamblang yang terjadi akhir-akhir ini
yaitu dengan didatangkannya orang kafir ke negara kaum muslimin (Negeri dua
tanah haram yang suci) lalu mereka dijadikan pekerja, supir, pembantu, dan baby
sister di rumah mereka sehingga mereka berbaur dalam satu rumah tangga kaum
muslimin yang tinggal di negara tersebut.
Insya Allah
bersambung dengan poin ke-6 sampai poin ke-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar