Hal
ini berdasarkan sebuah dalil berikut :
“Aku memohon kepada-Mu dengan seluruh asma’-Mu yang Engkau telah namakan untuk diri-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau ajarkan kepada seseorang diantara makhluk-Mu atau masih dalam rahasia ghaib pada-Mu yang hanya Engkau sendiri yang mengetahuinya” (HR. Ahmad I/391, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Takhrij al Kalimatuth Thayyib)
Kalimat "atau masih dalam rahasia ghaib pada-Mu yang hanya Engkau sendiri yang mengetahuinya” menunjukkan masih ada nama yang tersimpan yang belum diturunkan dalam kitab dan itu hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
“Aku memohon kepada-Mu dengan seluruh asma’-Mu yang Engkau telah namakan untuk diri-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau ajarkan kepada seseorang diantara makhluk-Mu atau masih dalam rahasia ghaib pada-Mu yang hanya Engkau sendiri yang mengetahuinya” (HR. Ahmad I/391, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Takhrij al Kalimatuth Thayyib)
Kalimat "atau masih dalam rahasia ghaib pada-Mu yang hanya Engkau sendiri yang mengetahuinya” menunjukkan masih ada nama yang tersimpan yang belum diturunkan dalam kitab dan itu hanya Allah sendiri yang mengetahuinya.
Adapun
sabda Rasulullah
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 asma’, seratus kurang satu, barangsiapa yang menghitungnya niscaya ia masuk surga” (HR. al Bukhari, Muslim, at Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya)
Hadits di atas tidak lantas Allah hanya memiliki 99 nama. Dalam hadits itu sama sekali tidak menyebutkan sebuah pembatasan bahwa nama Allah hanya 99 saja. Sehingga hadits di atas tidak menafikan nama lain Allah yang masih tersimpan dalam rahasia ghaib Allah.
Seperti anda katakan, “Si fulan memiliki seorang budak yang dia persiapkan untuk berjihad, ini tidak menafikan kalau orang itu memiliki budak lainnya yang dia persiapkan untuk keperluan yang lain”. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat diantara para ulama. (Badaa-i’ul Fawaa-id I/166-167 oleh Ibnul Qayyim al Jauziyyah dan Fataawa Ibnu Taimiyyah VI/389-382)
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 asma’, seratus kurang satu, barangsiapa yang menghitungnya niscaya ia masuk surga” (HR. al Bukhari, Muslim, at Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya)
Hadits di atas tidak lantas Allah hanya memiliki 99 nama. Dalam hadits itu sama sekali tidak menyebutkan sebuah pembatasan bahwa nama Allah hanya 99 saja. Sehingga hadits di atas tidak menafikan nama lain Allah yang masih tersimpan dalam rahasia ghaib Allah.
Seperti anda katakan, “Si fulan memiliki seorang budak yang dia persiapkan untuk berjihad, ini tidak menafikan kalau orang itu memiliki budak lainnya yang dia persiapkan untuk keperluan yang lain”. Dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat diantara para ulama. (Badaa-i’ul Fawaa-id I/166-167 oleh Ibnul Qayyim al Jauziyyah dan Fataawa Ibnu Taimiyyah VI/389-382)
Selain
dalil di atas, akan saya cantumkan juga perkataan ulama yang mengatakan
demikian.
1. Imam Nawawi berkata: "Ulama telah bersepakat bahwa hadits ini bukan pembatasan nama-nama Allah. Namun bukan berarti Allah tidak memiliki nama-nama yang lain. Tetapi maksud dari hadits ini yaitu sembilan puluh sembilan nama ini, bagi yang menghapalnya akan masuk jannah. Tujuannya sekedar informasi akan masuk jannah bagi yang mampu menghapal 99 nama tersebut, bukan pembatasan nama. Oleh karenanya tersebut dalam lafadz lain: Aku memohon kepada-Mu dengan seluruh asma-Mu yang telah Engkau namakan untuk Diri-Mu…atau masih dalam rahasia ghoib pada-Mu yang Engkau sendiri mengetahuinya" [Syarah Muslim, 6/177]
2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Inilah pendapat jumhur ulama' "[lihat Dar'u Ta'arudhil 'Aqli Wa Naqli, juz 3 hal.323]
1. Imam Nawawi berkata: "Ulama telah bersepakat bahwa hadits ini bukan pembatasan nama-nama Allah. Namun bukan berarti Allah tidak memiliki nama-nama yang lain. Tetapi maksud dari hadits ini yaitu sembilan puluh sembilan nama ini, bagi yang menghapalnya akan masuk jannah. Tujuannya sekedar informasi akan masuk jannah bagi yang mampu menghapal 99 nama tersebut, bukan pembatasan nama. Oleh karenanya tersebut dalam lafadz lain: Aku memohon kepada-Mu dengan seluruh asma-Mu yang telah Engkau namakan untuk Diri-Mu…atau masih dalam rahasia ghoib pada-Mu yang Engkau sendiri mengetahuinya" [Syarah Muslim, 6/177]
2. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Inilah pendapat jumhur ulama' "[lihat Dar'u Ta'arudhil 'Aqli Wa Naqli, juz 3 hal.323]
3. Al Hafidz Ibnu Hajar berkata:
"Tentang penyebutan 99 nama ini para ulama berselisih, apakah nama Allah
sebatas itu atau lebih, namun disebutkannya sejumlah nama itu merupakan
kekhususan sebab bagi yang menghapalnya/menghitungnya akan masuk jannah. Jumhur
ulama memilih pendapat kedua (nama Allah lebih dari 99 nama). Dan An-Nawawi
menukil adanya kesepakatan ulama' tentang masalah ini (seperti yg disebutkan
diatas). Al-Khothobi berkata: "Dalam hadits ini terdapat penetapan
sejumlah 99 nama, namun bukan merupakan halangan adanya tambahan nama yang
lain. Pengkhususan ini dikarenakan nama-nama ini sering muncul dan maknanya
paling jelas". Al-Qurthubi berpendapat sama dalam kitabnya Al Mufhim. Ibnu
bathal menukil pendapat Al-Qodhi Abu Bakar bin Thoyyib, katanya: "Dalam
hadits ini tidak ada bukti pembatasan nama Allah hanya 99. Namun makna hadits
ini adalah siapa yang menghapalnya/menghitungnya akan masuk jannah, dan yang
menunjukkan tiadanya pembatasan adalah kebanyakan dari nama-nama itu berupa
sifat, sedangkan sifat Allah tidak terbatas".[Fathul Bari, 12/521]
4. Lajnah Daa-imah yang dipimpin
oleh Syaikh bin Baz juga telah memberikan fatwa (no. 3862/1401 H) bahwasannya
bukanlah yang dimaksud hadits ini bahwa asma’ Allah hanya 99 saja, karena
susunan kalimatnya tidak menunjukkan makna hasr (pembatasan), namun yang dimaksud
adalah pemberitahuan dari Allah Ta’ala tentang beberapa keistimewaan asma’
Allah dan penjelasan besarnya balasan bagi yang menghapalnya. Dan yang
memperkuat pendapat ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
Musnadnya dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu (telah disebutkan
haditsnya di atas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar