Saudaraku, ketahuilah bahwa aku rindu hujan… ya, aku
rindu hujan yang bersahabat itu. Hujan yang damai itu. Jujur saja, hujan yang
menetes lembut dari langit itu seakan menenangkan hatiku. Entah mengapa bisa
demikian? Ketika hujan yang bersahabat itu turun, sungguh rasanya ada cahaya
yang masuk ke dalam hatiku.. Ketika itu terjadi, aku sempat bingung dengan beberapa
saudaraku yang mencela kedatangannya. Sungguh aku bingung dengan pikiran
mereka. Kenapa hujan yang begitu menenangkan itu selalu mereka cela? Bukankah
Allah telah berfirman:
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf [50] : 18)
Hujan… seperti yang telah dikabarkan oleh Al-Qur’an bahwa
hujan itu membawa barokah. Hanya dengan makhluk ciptaan Allah yang satu ini,
tumbuhan bisa tumbuh. Lantas masihkah kita akan mencela kedatangannya?? Jujur
saja, aku sangat merindukan hujan yang turun dengan tenang itu… Hujan yang
begitu mendamaikan…
“Dialah
Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air ("hujan")
dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan "hujan" itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal
kamu mengetahui.” (QS. 2:22)
Dan ketahuilah saudaraku, kalau dengan turunnya hujan
itu, doa kalian akan mudah terkabul. Seperti yang ada dalam hadist berikut:
"Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa ketika
waktu adzan dan doa ketika waktu hujan". Dishahihkan oleh Adz-Dzahabi
2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078).
Saudaraku, mungkin sebagian saudara kita yang mencela hujan itu karena mereka takut tidak bisa bekerja seperti biasanya. Tapi cobalah pandang dari sudut yang lain, bahwa hujan itu benar-benar memberikan sebuah kedamaian. Cobalah pikirkan, dengan datangnya hujan, kita bisa berdoa dan sangat mungkin sekali untuk terkabul.
Saudaraku, mungkin sebagian saudara kita yang mencela hujan itu karena mereka takut tidak bisa bekerja seperti biasanya. Tapi cobalah pandang dari sudut yang lain, bahwa hujan itu benar-benar memberikan sebuah kedamaian. Cobalah pikirkan, dengan datangnya hujan, kita bisa berdoa dan sangat mungkin sekali untuk terkabul.
Berkhusnudzon-lah dengan Allah saudaraku! Yang menentukan
agenda kalian bisa berjalan atau tidak itu bukanlah hujan. Tapi Allah !!! Jika
Allah ingin agenda kalian berjalan, maka agenda itu akan berjalan meskipun
hujan sedang turun. Dan sebaliknya, agenda kalian tetap akan gagal apabila
Allah berkehendak untuk gagal sekalipun itu gak turun hujan.
Pandanglah hujan itu sebagai nikmat, saudaraku… Nikmat
yang Allah sengaja turunkan dari langit. Nikmat yang dengan itu manusia bisa
hidup.
Sungguh… Aku Benar-Benar Rindu Hujan… Ingin rasanya aku
berdoa ketika itu. Ingin rasanya aku bercurhat dengan Allah dikala waktu hujan
itu. Ingin rasanya aku meneteskan air mata ketaatan dikala hujan sedang
menyapa. Ya Allah… semoga Engkau selalu mengijinkan hamba-Mu ini untuk
senantiasa tidak mencela hujan. Ya Allah… semoga Engkau selalu mengijinkan
hamba-Mu ini untuk senantiasa berdoa dikala hujan itu turun.. Sungguh aku rindu
hujan…
Mungkin terkadang ketika hujan itu turun, sempat ada
pikiran yang melintas dalam benakku.. “Ya Allah semoga beberapa tahun kedepan
aku bisa berdoa dikala hujan turun bersama seseorang yang telah Engkau jodohkan kepada
hamba.” #aaaaaaa..
Ya, aku rindu hujan saat ini layaknya aku rindu hujan
beberapa tahun kedepan… Ketika waktu itu
tiba, mungkin aku juga berharap bahwa aku juga bisa berdoa dikala hujan tiba.
Berdoa dengan dia yang dirahasiakan oleh Allah saat ini… Berdoa dengan dia yang
memiliki sebuah nama yang sama sekali tidak kutahu…
“(Ingatlah),
ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentramanan
daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu "hujan" dari langit untuk menyucikan kamu dengan "hujan" itu dan
menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu
dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu).” (QS. 8:11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar