Hadits of The Day

مَنْ سَلَكَ طَرِيْـقًـا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّـلَ اللهُ لَهُ طَرِيْـقًـا إِلَى الْجَنَّـةِ

Rabu, 19 Desember 2012

Bentuk Loyalitas Kepada Kaum Kafir (1)

Alhamdulillah wa shalatu wa salamu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi wa shohbihi wa sallam,

Berikut ini diantara bentuk-bentuk loyalitas (Al-Wala’) terhadap orang-orang kafir yang saya ringkas dari Kitab Al-Wala’ wal Baro karangan Syaikh Sholeh bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan –hafidzohullah-

Adapun bentuk-bentuk loyalitas terhadap orang kafir yaitu :

1.        Menyerupai mereka dalam berpakaian, ucapan dan lainnya;

           Karena yang demikian itu menunjukkan cinta orang yang menyerupai terhadap yang diserupai. Dalam hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, hadits ini sanadnya jayyid kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
          Maka diharamkan menyerupai orang-orang kafir dalam hal-hal yang menjadi cirri khas mereka dalam bidang, adat-istiadat, ibadah, dan sifat-sifat serta tingkah laku mereka, seperti : mencukur jenggot, memanjangkan kumis, berbahasa dengan bahasa mereka, kecuali jika diperlukan, berpakaian, makan, minum, dan lainnya.

2.        Bermukim (tinggal) di negara mereka dan tidak pindah (hijrah) dari negara tersebut

       Bermukim (tinggal) di negara mereka dan tidak pindah (hijrah) dari negara tersebut ke negara kaum muslimin untuk menyelamatkan Ad-Dien, sebab hijrah dengan untuk tujuan tersebut merupakan kewajiban bagi seorang muslim, dan berdiamnya seorang muslim di negara kafir menunjukkan loyalitasnya terhadap orang kafir. Maka dari itu Allah Ta’ala mengharamkan bermukimnya orang muslim di antara orang-orang kafir apabila ia mampu untuk berhijrah.

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya : “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab: “Adakah kami orang yang tertindas di negeri (Mekkah).” Para malaikat berkata “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yag tertindas, baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf Lagi Maha Pengampun.” (Terjemahan An-Nisa’ : 97-99).

Allah Ta’ala tidak menerima alasan setiap muslim yang bermukim di negara orang kafir kecuali mereka-mereka yang lemah, yang tidak mampu untuk berhijrah, juga orang-orang yang bermukimnya ada kemaslahatan Ad-Dien, misalnya berdakwah kepada Allah dan menyebarakan Islam di negara mereka.
     3. Bepergian ke negara mereka dengan tujuan wisata dan rekreasi.

Bepergian ke negara orang kafir diharamkan kecuali dalam keadaan daurat, seperti : berobat, berdagang, dan belajar ilmu-ilmu tertentu yang bermanfaat, yang tidak mungkin didapatkannya kecuali dengan pergi ke negeri mereka. Hal itu dibolehkan sebatas keperluan, dan jika keperluannya telah selesai, maka wajib kembali lagi ke negara kaum muslimin.
      Diperbolehkannya seseorang untuk bepergian ke negara orang kafir disyaratkan juga untuk senantiasa memperlihatkan identitas diennya, serta bangga dengan ke-Islamannya. Ia harus menjauhi tempat maksiat dan berhati-hati dari segala bentuk tipu daya musuh-musuhnya juga. Diperbolehkan bahkan wajib bepergian ke negara mereka jika bertujuan untuk berdakwah kepada Allah dan menyebarkan Islam.
 
4.      Membantu dan Menolong Mereka untuk Mengalahkan Kaum Muslimin

Diantara yang dilarang selain itu adalah memuji-muji dan membela mereka. Hal ini merupakan bagian dari rusaknya akidah ke-Islaman, juga penyebab dari kemurtadan. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian.

5.        Meminta Bantuan Kepada Mereka, Percaya, dan Memberikan Jabatan Yang Didalmnya Terdapat Rahasia Kaum Muslimin

Termasuk dalam perkara ini adalah menjadikan mereka sebagai orang kepercayaan serta teman bertukar pikiran.
Allah berfirman :
118.Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.
119. Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, Padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada Kitab-Kitab semuanya. apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati.
120. Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. (Terjemahan Ali Imron 118-20)

Dan masih ada lagi dalil selain itu dari hadits. Sehingga jelaslah bagi kita haramnya memberikan pekerjaan-pekerjaan kaum muslim kepada orang kafir, yang dengan sarana itu memugkinkan orang kafir untuk menyelidiki keadaan dan rahasia-rahasia kaum muslimin serta mengadakan tipu daya yang membahayakan mereka.
Diantara contoh yang gamblang yang terjadi akhir-akhir ini yaitu dengan didatangkannya orang kafir ke negara kaum muslimin (Negeri dua tanah haram yang suci) lalu mereka dijadikan pekerja, supir, pembantu, dan baby sister di rumah mereka sehingga mereka berbaur dalam satu rumah tangga kaum muslimin yang tinggal di negara tersebut.

Insya Allah bersambung dengan poin ke-6 sampai poin ke-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar