Yaa Ikhwah Fillah (untuk Ikhwan maupun Akhwat)
Sebagai seorang muslim kita tidak boleh bersedih dengan apa yang terjadi dengan kita. Sebagai seorang muslim maupun muslimah selayaknya kita menerima (qanaah) terhadap segala yang ditentukan oleh Allah. Kita bersedih mungkin saja karena sesuatu yang kita inginkan, sesuatu yang kita impikan itu tidak kita dapatkan atau tidak kita capai…
Tapi yakinlah wahai saudaraku.. yakinlah wahai akhi wa ukhti bahwa Allah mempunyai rencana yang lain dibalik itu semua . Mungkin saja apa yang kita inginkan tersebut bukanlah yang Allah sukai, atau bahkan sesuatu yang kita cita”kan tersebut bukanlah sesuatu yang nantinya akan mendatangkan barokah..
Ketika banyak saudara kita yang merasa sedih ketika seseorang yang menurut pandangan kita adalah yang kita sayangi tiba tiba mengkhianati kata “uhibuka fillah atau uhibuki fillah” yang dulu mereka lontarkan.. Aku sendiri juga heran kenapa saudara kita banyak yang dengan entengnya mengatakan kata yang sangat suci dan penuh syarat yaitu “uhibuka/uhibuki fillah”. Entahlah apa yang ada dibenak mereka..
Kemudian mereka setelah mengucapkan kata tersebut terus pacaran, berkhalwat, atau bahkan lebih buruk daripada itu. Bahkan sangat mungkin sekali mereka kemudian berpisah sebelum mereka resmi menjadi satu ikatan suci.. Astaghfirullah padahal ada beberapa tahap dalam mencintai seseorang…
Sekali lagi aku hanya bisa mengatakan “Laa Tahzan”.
Ketika kita menyimpan rasa cinta kita hingga pada kemudian hari orang yang kita simpan dalam hati kita telah dilamar oleh saudara kita yang lain mungkin kita akan merasakan sedikit sedih.. tapi yakinlah bahwa Allah memiliki rahasia dibalik itu semua, maka jangan bersedihlah wahai ikhwah.
Hal ini pernah dialami oleh Imam Ali bin Abi Thalib ketika Fatimah yang sudah sejak lama dicintai oleh Ali tiba-tiba dilamar oleh dua sahabatnya yaitu Abu Bakar dan Umar. Tetapi subhanallah, Ali dengan keteguhan imannya telah merelakan Fatimah karena menurut Ali kedua sahabatnya itu jauh lebih baik dibandingkan dirinya baik dari segi harta maupun yang lain.
Marilah kita contoh sikap yang sangat mulia dari Ali ini walau pada akhirnya memang Ali-lah yang ditakdirkan Allah sebagai pendamping seorang Fatimah.
Tapi entahlah, aku kan seorang ikhwan, mungkin hal ini berbeda dengan apa yang dirasakan oleh kaum hawa yang memang Allah telah menakdirkan mereka untuk menyertakan hati ketika berfikir.
Mungkin ada akhwat yang sempat merasakan sedih karena seorang ikhwan yang ada di hatinya itu milik orang lain, atau mungkin ada sebagian akhwat yang merasakan lamarannya dibatalkan oleh pihak yang ikhwan. Untuk itu dibutuhkan sebuah pertimbangan yang besar dalam hal ini, karena ini menyangkut persoalan mitsaqon gholidzon (perjanjian yang teguh)
Jika hal ini yang terjadi pastilah, seorang akhwat atau ikhwan akan merasakan tahzan, padahal tahzan adalah salah satu cara syetan untuk menjerumuskan manusia. Maka dari itu sebisa mungkin kita menghindari rasa tahzan (sedih).
Yakinlah saudaraku jika kita niatkan semua hal yang terjadi pada kita karena Allah, maka sekalipun Allah tidak akan menyia-nyiakan kita.
Wallahu a’lam.. karena hanya Allah yang mengetahui dibalik semua rahasia besar yang telah dibuat-Nya yang telah tertulis di kitab-Nya itu.
INNALLAHA MA’ANA YAA IKHWAH
Memang untuk menghilangkan rasa tahzan itu bukan sesuatu yang mudah. Butuh suatu proses untuk memahami hal ini. Apalagi kalau penyebab kita tahzan adalah masalah hati J, tapi ketahuilah bahwa jodoh itu benar-benar mutlak haknya Allah. Yang harus dipersiapkan untuk menyembut jodoh kita adalah diri kita sendiri, jika diri kita telah baik InsyaAllah jodoh kitapun akan baik. Kok malah jadi mbahas masalah jodoh ???
Oke.. Saudaraku fiddin.. Rasa tahzan adalah rasa yang sangat mungkin bisa menyerang semua orang bahkan dikalangan orang yang hatinya untuk Allah sekalipun. Bukan tidak mungkin seorang ikhwan (bukan cowo) itu sama sekali tidak merasakan tahzan, bahkan ada sebagian diantara ikhwan yang penyebab rasa tahzan-nya adalah masalah hati.
Tapi yakinlah bahwa Allah itu bersama kita, Allah akan tetap ada walau kita sering lupa kepada-Nya. Mintalah pendapat sama Allah karena hanya Allah-lah yang tahu solusi yang terbaik.. Curhatlah dengan Allah, mungkin dengan itu kamu akan merasa lebih baik.. malah bukan hanya mungkin, tapi kamu benar-benar akan merasakan kedamaian hati.
Cintailah Allah saudaraku, karena hanya cinta itulah yang jelas” suci, jelas tidak akan mengecewakan dan tentu saja tidak akan membuat sedih. Ahh.. aku ingat pesan salah seorang saudaraku, “Ketika kau menggapai cinta Allah, maka cinta sesamapun akan kau dapat. Tapi sebaliknya jika kau mencari cinta makhluk, maka kamu tidak akan mendapat cinta Allah”. Pesan ini sungguh menusuk bagiku. Apakah aku salah seorang yang mencintai Allah? Atau malah sebaliknya?
BERDOA
Subhanallah, ternyata Allah telah memberikan satu kunci untuk benar-benar bisa memecahkan masalah, yaitu dengan doa. Karena tidak ada yang bisa menyelesaikan sebuah masalah kecuali Allah semata. Ingat itu wahai ikhwah fiddin…
Aku memang bukan ahli dalil, tapi gak ada salahnya aku hadirkan beberapa dalil ini,
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. 2:186)
Rasulullah bersabda, “Apabila Allah menyenangi hamba maka dia diuji agar Allah mendengar permohonannya (kerendahan hatinya). H.R. Al-Baihaqi.
Dua dalil diatas adaah sebagian dalil yang menyuruh kita untuk berdoa. Bermunajatlah kepada Allah, mintalah kepada Allah sebuah solusi dari kesedihan yang sedang kalian alami. Bersujudlah di sepertiga akhir malam, itu adalah waktu yang sangat cocok untuk bermunajat untu curhat dengan Sang Pembolak-balik Hati Manusia, Sang Pengarah Hati, dialah Allah Azza Wa Jalla.
ALLAH MENGETAHUI SEGALA SESUATU
Sebelum aku member komentar, ijinkan aku membawakan dalil dari Al-Quran Surat Al-An’am: 56,
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). (Q.S. Al-An'am:59)
Dari dalil diatas kita tahu bahwa Allah itu mengetahui segalanya, Allah mengetahui yang ghoib dan yang syahadah (dapat disaksikan). Menurut Syaikh Sholih Al-Fauzan, “Allah itu mengetahui segala yang telah terjadi, yang sedang terjadi, yang akan terjadi, dan sesuatu yang tidak ada bagaimana jika hal tersebut ada”. Sudah jelas adanya kalau Allah itu mengetahui masalah yang kita sedihkan, masalah hati kita.
Percayalah bahwa ada Allah yang mengetahui segalanya, mintalah jalan keluar terbaik dari Allah. Jika hal itu masalah hati, mintalah agar Allah memberikan jawaban terbaik untuk hati yang sedang tahzan ini.
Akhir dari artikel ini, saya hanya berpesan untuk saudaraku yang sedang dilanda rasa tahzan, marilah sobat kita hapus rasa tahzan itu karena sesungguhnya Allah bersama kita jika kita memang orang-orang yang beriman. Berdoalah dan bermunajat kepada Allah karena hanya Allah-lah yang mengetahui jalan keluar terbaik dari setiap masalah yang sedang kita alami.
Wallahu Ta’ala a’lam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar