Hadits of The Day

مَنْ سَلَكَ طَرِيْـقًـا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّـلَ اللهُ لَهُ طَرِيْـقًـا إِلَى الْجَنَّـةِ

Jumat, 14 Juni 2013

Perkara Yang Disunnahkan Untuk Berwudhu

1.      Ketika Berdzikir Kepada Allah

Termasuk didalamnya semua bentuk dzikir, seperti membaca Al-Qur’an, Thawaf, dan selainnya

Dianjurkan berwudhu untuk perkara di atas. Dasarnya adalah Hadits Al-Muhajir bin Qanfadz, ia memberi salam kepada Nabi ketika beliau sedang berwudhu, dan beliau tidak menjawab salamnya hingga selesai berwudhu. Kemudian beliau menjawabnya seraya mengatakan :


إِنَّهُ لَمْ يَمْنَعْنِي أَنْ أَرُدَّ عَلَيْكَ إِلاَّ أَنِّي كَرِهْتُ أَنْ أَذْكُرَ اللهَ إِلاَّ عَلَى طَهَارَةٍ
Tidak ada yang mencegahku untuk menjawab (salam)mu, namun aku tidak suka menyebut nama Allah kecuali dalam keadaan suci”  (HR. Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad. Hadits ini shahih, silahkan lihat Silsilah Hadits Shahihah)

Walaupun itu bukan suatu keharusan, menurut Hadits ‘Aisyah yang diriwayatkan oleh Muslim (IV/68), “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengingat Allah dalam segala keadaan”

      2.      Ketika Hendak Tidur

Diriwayatkan dari Bara’ bin ‘Azib ia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوْءَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلىَ شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ: اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ؛ فَإِنْ مِتَّ مِتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُوْلُ
“Apabila kamu hendak mendatangi tempat pembaringanmu maka berwudhulah seperti wudhumu ketika shalat lalu berbaringlah di atas bagian tubuhmu yang kanan dan ucapkanlah:
‘Ya Allah, sesungguhnya aku menyerahkan diriku kepada-Mu, kuserahkan urusanku kepada-Mu, kujadikan perlindungan diriku kepada-Mu, dengan berharap dan takut hanya kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan jalan selamat kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan terhadap Nabi-Mu yang telah Engkau utus.’ Jika engkau mati maka engkau akan mati di atas fitrah dan jadikanlah itu sebagai ucapan akhirmu.”.”
(Shahih, Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

3.      Bagi orang yang Junub ketika hendak makan, minum, tidur, atau kembali berjima’

اذا اتى احدكم اهله ثم اراد ان يعود فليتوضأ
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila junub lalu hendak makan atau tidur, maka beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat.” (Shahih, Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :
“Jika salah seorang dari kamu mendatangi istrinya, kemudian ia hendak mengulanginya kembali, maka hendaklah ia berwudhu.” (Shahih, diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i)

      4.      Berwudhu sebelum mandi

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi jinabat, beliau memulai dengan mencuci kedua tangannya, alalu menuangkan air dengan tangan kanannya pada tangan kirinya, lalu mencuci kemaluan beliau, lalu berwudhu seperti wudhu untuk shalat.” (Shahih Bukhari dan Muslim, dan selain keduanya)

5.      Berwudhu setelah memakan masakan yang dimasak dengan api

Dasarnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

توضئوا مما مست النار
Berwudhulah kalian setelah memakan makanan yang dimasak dengan api.” (Shahih Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah)

Perintah dalam hadits tersebut dipalingkan menjadi makna mustahab dikarenakan Hadits ‘Amru bin Umayyah adh-Dhamri, ia mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyayat daging dari pundak kambing lalu memakannya. Kemudian shalat diserukan, maka beliau bangkit dan meletakkan pisau, kemudian beliau shalat dan tidak berwudhu.” (Shahih Bukhari, Muslim, Ibnu Majah)

      6.      Memperbarui wudhu setiap kali hendak shalat

Dasarnya adalah Hadits Buraidah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu setiap kali hendak shalat. Pada hari penaklukan kota Mekkah, beliau berwudhu dan mengusap kedua sepatunya, serta mengerjakan beberapa shalat dengan sekali wudhu saja.” (Shahih Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah)

      7.      Berwudhu setiap kali batal wudhunya

Berdasarkan Hadits Bilal radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendengar suara terompah Bilal dihadapan beliau di dalam surge, beliau lali bertanya, “Dengan amalan apakah engkau mendahuluiku kepadanya?” Bilal menjawab “Wahai Rasulullah, tidaklah aku mengumandangkan adzan, melainkan aku shalat dua rakaat setelahnya. Dan tidaklah aku terkena hadats, kecuali aku berwudhu setelahnya.” Mendengar hal itu beliau mengatakan “Karena inilah”. (Sanadnya shahih, diriwayatkan dengan menyebutkan berwudhu ketika berhadats : at-Tirmidzi, abu Daud, Ahmad dan lafadz ini dari beliau. Asalnya terdapat dalam ash-Shahihain tanpa lafadz di atas. Dikatakan shahih sanadnya oleh Syaikh Al-Albani)

     8.      Berwudhu karena muntah

Dasarnya adalah Hadits Ma’dan bin Abu Thalhah dari Abu Darda’, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah muntah, lalu beliau berbuka dan berwudhu.” Kemudian aku bertemu Tsauban di Masjid Damaskus, lalu aku menyebutkan hadits itu padanya, maka ia mengatakan, “Ia (Abu Darda) benar. Akulah yang menuangkan air wudhu itu untuk beliau.” (Shahih, at-Tirmidzi, Abu Daud. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Disarikan dari Shahih Fiqih Sunnah dengan sedikit penambahan dan pengurangan
»»  Baca Selengkapnya...