Hadits of The Day

مَنْ سَلَكَ طَرِيْـقًـا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّـلَ اللهُ لَهُ طَرِيْـقًـا إِلَى الْجَنَّـةِ

Minggu, 03 Juli 2011

KEAJAIBAN ALLAH DALAM SURAT AR-RUM AYAT 1-3.


30:1

30:2  

30:3

1. Alif laam Miim
2. telah dikalahkan bangsa Rumawi,
3. di negeri yang terdekat1 dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang.
(1)  Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.
PEMBAHASAN AYAT 1-3 SURAT AR-RUM
Dalam ayat pertama Surat Ar-Rum tertera Alif Lam Mim. Alif Lam Mim ini adalah kata pembuka sebagian surat dalam Al-Qur’an termasuk Alif Lam Rok, Alim Lam Mim Shod, dsb. Banyak ahli tafsir yang tidak menafsirkan kata pembuka sebagian surat tersebut, karena mereka beranggapan bahwa yang mengetahui artinya hanya Allah semata, para ahli tafsir mengatakan bahwa Rasulullah sendiri yang secara langsung menerima wahyu dari Allah tidak berani menafsirkankata kata tersebut. Maka alangkah baiknya kita tidak mencoba-coba untuk mengartikan kata kata tersebut. Atau paling tidak kita mengertikan kata tersebut dengan “Wallahu a’lam”.
Ayat yang kedua pada Surat Ar-Rum dapat kita artikan dengan “Telah dikalahkan Bangsa Romawi”. Jadi dulu terdapat dua kelompok yang adidaya dalam hal militer yaitu Bangsa Persia dan Bangsa Romawi. Hingga suatu hari yaitu pada tahun ke-3 H (kalau gak salah) mereka melakukan pertempuran di tepi laut Mati. Dan pada pertempuran kali ini Bangsa Romawi --yang notabennya adalah beragama Nashrani-- dikalahkan oleh Bangsa Persia (beragama Majusi yaitu penyembah api). Ketika tersiar kabar bahwa Bangsa Romawi dikalahkan, kaum Quraisy merasa bangga dan kaum muslimin yaitu Rasulullah dan sahabat merasa sedih. Mungkin kita bertanya-tanya mengapa kaum muslimin merasa sedih ketika Bangsa Romawi dikalahkan oleh Bangsa Persia padahal ketika itu Bangsa Romawi beragama Nasrani? Itu karena antara agama Nasrani dan agama Islam memiliki kesamaan yaitu sama sama memiliki kitab dan sama sama dari satu keturunan yaitu Ibrahim.
Ayat yang ketiga dapat kita lihat artinya yaitu “negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang”. Walau ada yang mengartikan ÇÚöF{$# oT÷Šr& þÎûdengan arti yang sesungguhnya yaitu ditempat yang terendah di bumi (Ustadz Rizki saat mengisi kajiannya Ustadz Ridwan Hamidi, Lc pada hari Minggu 3 Juli 2011 di Masjid Kampus UGM). Mungkin kita bingung apa maksud dari “di tempat yang terendah di bumi?” apakah tempat terjadi pertempuran antara Bangsa Persia dengan Bangsa Romawi yaitu di tepi laut Mati adalah tempat terendah di bumi? Mari kita bahas masalah tersbut di bawah ini.
Salah seorang ulama yang ada di Yaman yang sangat menaruh perhatiannya di bidang SAINS juga sempat bingung dengan kalimat tersebut. Kemudian ulama tersebut bertanya melalui telepon kepada salah seorang professor ahli geologi yang berada di London yang juga rekan dari ulama tersebut, “apakah benar laut Mati adalah titik terendah di bumi?” Tanya ulama. “Dari mana kamu bisa tahu kalau laut Mati adalah titik terndah di bumi? Jawab professor.
“Pokoknya saya tahu, silahkan diteliti saja” jawab ulama. Karena professor tersebut tahu kalau ulama tadi adalah salah seorang pemerhati SAINS, maka professor tersebut meneliti dengan beberapa rekannya sesama ahli geologi. Professor tersebut meneliti dengan bantuan satelit, hingga menghasilkan kesimpulan yaitu “Laut Mati adalah titik terendah yang ada di bumi dengan tolok ukur yaitu permukaan air laut”. Setelah mendapatkan kesimpulan tersebut lalu professor manelpon ulama itu,
 “Syaikh benar bahwa Laut Mati adalah titik terendah di bumi, dari mana anda bisa mengetahui hal tersebut?” Tanya professor. “Ya, aku mengetahui hal tersebut sejak 1400 tahun yang lalu” jawab ulama dengan tegas. “kok bisa?” Tanya professor dengan penuh keheranan. “Hal itu telah tercantum dalam kitab agama kami yaitu Al-Qur’an” jawab ulama. Melihat hal tersebut professor itu lalu masuk agama Islam.. Alhamdulillah..
SUBHANALLAH… TELAH JELASLAH KEBENARAN YANG ADA DALAM KITA SUCI AL-QUR’AN INI…
            Tidak hanya sebatas itu kebanaran dalam Al-Qur’an, setelah kalimat فِي أَدْنَى الْأَرْضِ dilanjutkan dengan kalimatوَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ yang dapat kita artikan yaitu “dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang”.
Ketika tersiar kabar bahwa Bangsa Persia menang dan Bangsa Romawi kalah, kemudian kaum Quraisy melakukan pelecahan kepada kaum muslimin yang ketika itu didengar oleh Abu Bakar --radhiyallahu ‘anhu-- mereka mengatan, “ternyata Bangsa yang mendapat kitab malah kalah, jika memang meraka benar maka seharusnya merekalah yang akan menang bukan malah Bangsa Persia yang menyembah api. Berarti kaum yang mendapatkan kitab justru malah lebih hina daripada kami yang menyembah api dan berhala” kata kaum Quraisy. Mendengar perkataan kaum kafir tersebut Abu Bakar lantas mengatakan kepada kaum kafir Quraisy, “Tuhan kami telah berfirman وَهُم مِّن بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ  saya dapat memastikan kalau beberapa tahun lagi Bangsa Romawi akan menang dan dapat mengalahkan Bangsa Persia” jawab Abu Bakar. Dan akhirnya benar apa yang tertera dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum tersebut yang mengatakan bahwa “dan mereka (Bangsa Romawi) sesudah dikalahkan itu akan menang”. Bangsa Romawi mengalahkan Bangsa Persia pada tahun ke-7 H (kalau gak salah).
SUBHANALLAH SEMAKIN JELASLAH KEBENARAN YANG ADA DALAM KITAB AL-QUR’AN INI…..
Hal ini mengisyaratkan kepada kita semua bahwa Al-Qur’an ini bukanlah karangan manusia, karena sungguh tidak mungkin Rasulullah telah mengatahui kalau Laut Mati adalah titik terendah di bumi ini kecuali telah difirmankan oleh Tuhan Yang Menguasai Langit dan Bumi yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Allah berfirman :
2:2
    Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah:2).
Disitu semakin mengisyaratkan kepada kita bahwa Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad –shalallhu ‘alaihi wa sallam—adalah kebenaran yang nyata. Semoga kita diberikan petunjuk kepada Allah untuk senantiasa mematuhi segala yang diperintahkan oleh Allah dan senantiasa terjauh dari segala yang Allah larang kepada kita… aaaaaaamiin..
Semoga bermanfaat..
Wallahu a’lam bis Showwab.
»»  Baca Selengkapnya...

Jumat, 01 Juli 2011

Empat Wanita Teladan



Ada empat wanita yang di ceritakan dalam sejarah Islam. Mereka banyak diceritakan dalam banyak dalil baik itu Al-Qur’an maupun hadits. Empat wanita ini adalah empat wanita tauladan bagi para wanita muslim,..  
“Ada empat wanita mulia yang juga penghulu segala wanita di dunia. Mereka adalah Asiah binti Muzahim, isteri Firaun; Maryam binti Imran, ibunda Isa; Khadijah binti Khuwailid, istri Rasulullah Saw, dan Fatimah binti Muhammad” (HR. Bukhari)
Keempat  wanita itu adalah Asiah binti Muzahim (isteri Fir'aun), Maryam (ibunya Nabi Isa), Khadijah (isteri Nabi Muhammad), dan Fatimah binti Rasulullah.
Empat wanita ini adalah contoh-contoh wanita yang memperoleh kemuliaan walau dengan keadaan yang berbeda-beda. Jika kita lihat keempat wanita ini, dapat kita ketahui bahwa untuk mencapai tingkat yang mulia itu bisa dalam keadaan apapun.

A. Asiah
Asiah ini adalah salah satu wanita yang disebutkan dalam hadist diatas sebagai wanita teladan. Salah satu wanita yang mendapatkan kemuliaan dari Allah walaupun isteri Asiah ini adalah seorang yang kafir, orang yang paling bengis, orang yang banyak menimbulkan kerusakan di dunia yaitu Fir'aun bahkan dia sombong karena mengaku dirinya sebagai Tuhan. Dalam keadaan seperti ini Asiah tetap istiqomah untuk tetap mengabdi kepada Allah menjadi hamba Allah.
Hingga suatu saat Aisah pernah meminta kepada Allah
Asiah pernah meminta kepada Allah: “Ya Allah di dunia aku tidak merasakan rumah tangga yang damai, di dunia aku tidak mendapatkan kasih sayang seorang suami yang baik, di dunia aku tidak merasakan keutuhan berumah tangga. Maka bangunkanlah untukku Ya Allah di surga nanti sebuah rumah didekat Engkau di sisi-Mu.
Ternyata dibalik seorang yang sangat bengis, sangat sombong, dan sangat durjana ini hingga al-Qur’an-pun menyebut orang ini, ternyata dibaliknya ada isteri yang sangat mulia yaitu Asiah. Semoga Allah benar-benar membangunkan untuknya sebuah istana megah di surga dekat dengan Allah di sisi Allah.. amin..
Cerita satu wanita ini menginspirasikan kita bahwa kemuliaan bisa didapat oleh orang yang suaminya seorang yang tidak sholeh bahkan kafir.
B. Maryam
Kemudian wanita kedua yang menjadi tauladan bagi kaum hawa adalah Maryam. Maryam disini mendapatkan kemuliaan yang berbeda dengan wanita-wanita yang lain. Maryam mendapatkan kemuliaan dari Allah dengan melahirkan seorang Isa tanpa seorang ayah yang menghamilinya.
Ketika itu Maryam banyak diejek oleh orang-orang, ketika melahirkan Isa tanpa seorang ayah. Dari kejadian ini dapat kita simpulkan bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu dan hal yang demikian ini adalah sangat mudah bagi Allah. 
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid. (Shahih Muslim No.4458).
Allah telah memuliakan Maryam walau harus melahirkan seorang Isa tanpa seorang ayah. Dari sini kita mendapat pelajaran yang sangat berharga bahwa kekuasaan Allah itu benar-benar nyata bagi orang-orang yang beriman.
C. Siti Khodijah
Wanita yang ketiga yang yang menjadi tauladan bagi para wanita adalah isteri Rasulullah yaitu Siti Khodijah. Tentu saja semua isteri Rasulullah adalah wanita yang baik karena Rasulullah adalah orang yang sangat mulia dan baik akhlaknya, maka yang menjadi isteri juga orang yang baik pula.

24:26
Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga). (Q.S. An-Nur:26)
Siti Khodijah adalah orang yang pertama yang menerima dakwah setelah Rasulullah menerima wahyu yang pertama yaitu Q.S. Al-Alaq ayat 1-5. Setelah Rasulullah kaget dan ketakutan dengan kejadian yang sangat mengherankan ini yaitu di Gua Hiro, Rasulullah lalu pulang dan menyuruh Siti Khodijah untuk menyelimutinya. Sungguh wanita yang satu ini adalah wanita yang sangat mulia.
Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid. (Shahih Muslim No.4458).
Siti Khodijah adalah wanita yang senantiasa mendukung dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah. Wanita yang menjadi ummul mukminin atau orang yang pertama yang masuk islam. Pasangan Rasulullah dengan Siti Khodijah ini adalah salah satu contoh rumah tangga yang mulia yang dapat kita contoh.
D. Fatimah Binti Rasulillah
Wanita yang keempat yang menjadi tauladan bagi kita adalah Fatimah Binti Rasulillah. Fatimah adalah seorang wanita yang sangat mulia akhlaknya dan sangat cantik parasnya sehingga beruntunglah seorang ali bin abi Thalib menjadi pasangan hidupnya. Fatimah adalah seorang yang sangat disayangi oleh Rasulullah, begitu pula Fatimah yang sangat menyayangi Rasulullah.
Ketika Ibunya Siti Khodijah telah wafat, maka Rasulullah-lah satu-satunya orang tua yang Fatimah sayangi. Hal ini dibuktikan dengan pertolongan seorang Fatimah ketika Rasulullah terluka dalam Perang Uhud.
Hadis riwayat Sahal bin Sa`ad ra.:
Bahwa dia ditanya tentang luka Rasulullah saw. dalam perang Uhud, Sahal menjawab: Wajah Rasulullah saw. terluka, gigi seri beliau patah serta topi perang beliau juga hancur. Fatimah putri Rasulullah saw. lalu membersihkan darah beliau sementara Ali bin Abu Thalib menuangkan air ke atas luka dengan menggunakan perisai. Ketika Fatimah melihat ternyata air hanya menambah pendarahan, ia lalu mengambil sepotong tikar dan membakarnya hingga menjadi abu. Kemudian Fatimah menempelkan abu tersebut pada luka beliau hingga berhentilah aliran darah itu. (Shahih Muslim No.3345)

Jika kita lihat hadits tersebut betapa kasihannya seorang Fatimah ketika melihat ayahnya luka berdarah-darah. Tetapi karena kelembutan hatinya Fatimah mengobati luka Rasulullah dank arena ada cinta dihati darahpun berhenti. Egitu mulianya akhlak seorang Fatimah hingga Abu Bakar, Umar melamarnya. Akan tetapi Rasulullah tidak menerima lamarannya hingga Ali melamar Fatimah kemudian Rasulullah menerima lamaran Ali dengan mengucapkan Ahlan Wa Sahlan.
Akan tetapi penderitaan seorang Fatimah tidak selesai sampai disini, ketika Fatmah telah berkeluargapun, Fatimah masih hidup menderitakarena harus bekerja keras mengiling gandum hingga tangannya melepuh. Hingga suatu saat Fatimah meminta seorang budak kepada Rasulullah untuk membantu keluarganya, tetapi Jawab Rasulullah, “Aku beri tahu hal yang lebih baik kepadamu yaitu membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu akbar 33 kali”.
Begitu mulianya akhlak seorang Fatimah, walau penderitaan menimpa hidupnya, tetapi kemuliaan akhlaknya begitu dahsyat..


Akan tetapi selain keempat wanita yang ada dalam hadist diatas, kita juga tak mengelak jika ada satu wanita lagi yang juga menjadi tauladan bagi kita semua yaitu Hajar (isteri Nabi Ibrahim).
E. Hajar
Hajar isteri Nabi Ibrahim ini adalah salah satu wanita yang dimuliakan oleh Allah dalam membangun keluarga yang mulia dengan Nabi Ibrahim. Walaupun Hajar bukan hanya satu-satunya isteri Nabi Ibrahim, tetapi Hajar sama sekali tidak mempermasalahkan tentang dirinya yang “diduakan” oleh Nabi Ibrahim. Hingga pada suatu hari Hajar telah melahirkan buah hati yang pertama itu yaitu Ismail yang nantinya Ismail ini juga akan meneruskan dakwah Tauhidullah, karena Ismail juga termasuk salah satu Rasul utusan Allah. Akan tetapi setelah Hajar melahirkan Ismail, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan Hajar di Mekkah padahal ketika itu Ismail masih sangat kecil dan masih belum tahu apa-apa. Ketika itu Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk bersama isteri yang satunya lagi yang berada di Palestina. Dengan rasa bingung Nabi Ibrahim menyampaikan masalah ini kepada Hajar. Akan tetapi sifat istiqomah dan sifat yang baik yang berada dalam diri seorang Hajar ini membuat Hajar memiliki satu pendirian yang kuat yaitu Allah akan selalu menolong hambanya. Ketika itu Hajar bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah ini adalah perintah dari Allah?” Tanya Hajar. “Iya” jawab Nabi Ibrahim.  Kemudian dengan bijaknya Hajar mengatakan kurang lebih seperti ini, “Jika ini memang perintah dari Allah, maka patuhilah perintah tersebut  walau itu berat. Sesungguhnya aku dan Ismail akan mendapat pertolongan dari Allah.” Jawa Hajar dengan penuh keistiqomahan.
Subhanallah.. jawaban yang sangat menggetarkan hati kita, mungkin hal ini akan sangat berbeda jika kita temui pada banyak pasangan keluarga di zaman sekarang ini. Mungkin banyak isteri akan merasakan cemburu yang sangat berat apabila suaminya malah memilih untuk bersama isteri yang satunya lagi. Tetapi subhanallah hal ini tidak terjadi pada Hajar ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan Hajar dan Ismail di Mekkah.
Akan tetapi setelah Hajar dan Ismail ditinggal oleh Nabi Ibrahim, Ismail yang masih mungil itu menangis karena kehausan dan ingin minum. Melihat kondisi itu Hajar kemudian mencarikan minum untuk buah hatinya itu, Hajar berlari kecil dari Bukit Safa ke Bukit Marwa dan kembali lagi tetapi sama sekali tidak ada minuman. Hajar tidak lelah, kemudian ia kembali berlari lagi dari bukit Safa ke bukit Marwa dan hal ini diulang 7 kali. Dari sinilah kemudian semua orang yang pergi haji melestarikan apa yang dilakukan oleh Hajar yaitu berlari dari Bukit safa ke Bukit Marwa sebanyak 7 kali. 
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu    (Q.S. Al-Mulk   : 1)
Setelah berlari-lari dan tidak menemukan minuman, ternyata perkataan Hajar yang mengatakan bahwa Allah akan menolongnya benar-benar terjadi. Dari hentakan kaki Ismail yang sedang menangis itu memancarkan air .. Subhanallah.. pertolongan Allah sungguh memang ada.. mata air inilah yang sampai saat ini kita kenal dengan sumur zam-zam..

Semoga kita dapat meniru semua kemuliaan yang telah di contohkan oleh pendahulu kita. Amiiiinn yaa rabbal ‘alaamiin.
Wallahu Ta'ala a'lam
»»  Baca Selengkapnya...